Refleksi GPAI: 6 Tahun Sekolah Anak Tetap Tidak Bisa Baca Qur’an dan Sholat, Why?

Admin
16 Mar 2025 00:25
refleksi 0 36
2 menit membaca

Lampung (El-Muallim). Saya adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sebuah sekolah negeri di Lampung. Saya mengajar hampir enam tahun. Anak kelas 6 tahun ini adalah lulusan pertama yang saya ajar mulai dari kelas 1. Ini berarti sudah 6 tahun saya mendampingi, membimbing, mengajar dan membersamai tumbuh kembang mereka.

Namun, ada satu hal yang membuat saya terhenyak, tercekat dan tersadar. Betapa tidak? Dari sekian banyak kelas 6 yang saya ajar selama enam tahun, hanya sekitar 25 % anak yang bisa baca qur’an dan bisa sholat.

Sebagai seorang Guru yang ditugaskan untuk mengajarkan tentang Agama Islam, muncul pertanyaan, apa yang selama ini saya ajarkan?

Ketika hal ini saya angkat di forum KKG, jawaban atau tanggapan guru lain rata-rata sama,

  • Kan Guru PAI hanya mengajar 3 JP
  • Kan tanggung jawab mengajarkan Qur’an dan Sholat bukan hanya tanggung jawab GPAI saja
  • Dan jawaban lain, yang kurang lebih sama

Menurut saya, semua jawaban itu benar, dan tidak salah. Tetapi tetap saja ada yang mengganjal di pikiran saya. Saya digaji oleh negara untuk mengajarkan Pendidikan Agama Islam. Selama 6 tahun mengajar, kenapa tiang agama (sholat) dan dasar Agama (membaca Qur’an) tidak tuntas saya ajarkan?

Saya ditugaskan untuk mengajar PAI lho. Kenapa dasar dan tiang nya saja tidak berhasil ditegakkan?.

Kemudian saya berfikir, jika saja selama 6 tahun itu saja fokus mengajarkan 2 hal tersebut (baca qur’an dan sholat) barang kali ini hal ini tidak akan terjadi (anak lulus SD tidak bisa baca Qur’an dan Sholat). Tetapi tidak sesederhana itu memang, tujuan, fungsi dan peran PAI yang diberikan oleh negara kepada GPAI terlalu luas dan berat.

Bayangkan saja, GPAI dengan alokasi waktu tidak lebih dari 3 jam perminggu, harus mengajarkan dan mendidik siswa tentang sikap, disiplin, sopan santun, baca Qur’an, Sholat, dsb. Saya pikir tidak berlebihan jika saya katakan tugas ini tidak mungkin dapat dipikul oleh GPAI. Dengan metode apapun, atau secanggih dan secerdas apapun GPAI, tidak akan mampu mengajarkan materi PAI yang ada saat ini.

Maka untuk GPAI SD, saya pikir akan lebih efektif dan bermakna jika pelajaran agama dengan alokasi waktu 3 jam perminggu difokuskan pada pembelajaran BTQ dan Sholat. Sementara itu, untuk materi kedisiplinan, kejujuran, sopan santun dsb, diajarkan bersama-sama guru lain disekolah. Sebagai bentuk tanggung jawab moral, bolehlah GPAI menjadi koordinator bidang pembinaan akhlak.

Demikianlah sedikit refleksi tentang peran dan tanggung jawab GPAI, khususnya di sekolah dasar. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bersama. bagaimana menurut bapak ibu?

 

 

Editor: Chotibul Umam

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x
x