Program tuntas baca Al-Qur’an. Hallo sahabat Muallimer’s, tahukah sahabat, literasi Al-Qur’an menjadi salah satu perhatian utama dalam pendidikan Islam di Indonesia. Untuk mempercepat pemerataan kemampuan membaca Al-Qur’an di berbagai kalangan, Kementerian Agama (Kemenag) telah menggagas Program Tuntas Baca Al-Qur’an. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang mudah dalam belajar membaca, memahami, dan mengajarkan Al-Qur’an dengan baik.
Sebagai langkah konkret, Kemenag baru saja menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ). Kerja sama ini akan memperkuat pengembangan metode pembelajaran Al-Qur’an yang lebih inklusif, mulai dari Al-Qur’an bahasa isyarat hingga pelatihan membaca dalam huruf Braille. Selain itu, program ini juga berfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam mengajarkan baca-tulis Al-Qur’an, sehingga diharapkan dapat menekan angka buta huruf Al-Qur’an di Indonesia.
Bagaimana implementasi Program Tuntas Baca Al-Qur’an ini di lapangan? Apa saja inovasi yang ditawarkan? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) menegaskan komitmennya dalam mempercepat program “Tuntas Baca Al-Qur’an” untuk meningkatkan literasi Al-Qur’an di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari upaya ini, Kemenag menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ), yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Kamis, 20 Maret 2025, di Kantor Kemenag RI Jakarta.
Menteri Agama, Nassaruddin Umar, menjelaskan bahwa program “Tuntas” tidak hanya berfokus pada kemampuan membaca, tetapi juga mencakup pemahaman, penulisan, dan pengajaran Al-Qur’an. Salah satu inovasi utama adalah pengembangan Al-Qur’an dalam bahasa isyarat, yang merupakan terobosan pertama di dunia Islam. Selain itu, program ini juga mencakup pengajaran membaca Al-Qur’an dalam huruf Braille untuk penyandang tunanetra serta pengenalan kaligrafi dari berbagai mazhab.
Nassaruddin menekankan pentingnya metode pembelajaran yang inklusif, agar masyarakat tidak hanya mampu membaca tetapi juga memahami isi Al-Qur’an. Ia juga menyoroti tingginya angka anak-anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an, terutama di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil, sehingga diperlukan survei mendalam untuk memastikan distribusi Al-Qur’an yang merata dan tepat sasaran.
Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menambahkan bahwa peningkatan kompetensi guru dalam pengajaran Al-Qur’an sangat penting. Masih terdapat tenaga pendidik yang belum sepenuhnya menguasai baca-tulis Al-Qur’an, sehingga diperlukan program pelatihan khusus untuk menurunkan angka buta huruf Al-Qur’an dan menciptakan generasi yang lebih literat dalam Al-Qur’an di Indonesia.
Sumber: https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-pendidikan-agama-islam/kemenag-percepat-program-tuntas-baca-al-quran-tandatangani-mou-dengan-ptiq
Editor: Chotibul Umam
Tidak ada komentar