Ghibah dalam ajaran Islam – Saat ini dan entah sampai kapan, fenomena ghibah atau perginjingan masih menjadi hal yang lumrah ditengah masyarakat kita. Bukan hanya di ruang tertutup, bahkan di ruang publik pun banyak sekali ghibah-ghibah yang ditampilkan.
Itu adalah hal yang sangat menyedihkan jika ditinjau dari sudut pandang ajaran Islam.
Di dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 12 Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”
Ayat ini sangat jelas mengatakan betapa menjijikannya menggungjing yang digambarkan dengan memakan daging saudara kita yang sudah mati. Mengapa sudah mati? Ya, karena orang yang kita gunjingkan tidak mengetahui bahwa kita sedang menggunjingkan mereka.
Seperti mayat yang tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan orang disekitarnya. Mereka tidak mendengar yang kita bicarakan.
Mereka tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan apa yang kita bicarakan tentangnya. Mereka sama sekali tidak bisa memberi respon terhadap gunjingan kita. Sehingga diibaratkan seperti orang mati.
Sekarang mari kita lihat dari sisi kebermanfaatan pergunjingan. Apa manfaat yang kita peroleh? Bisa jadi ada.
Biasanya menggunjing paling enak dilakukan ketika waktu luang. Saat jam istirahat di kantor. Saat menunggu sesuatu. Atau di waktu-waktu senggang lainnya.
Mungkin manfaatnya kita bisa mengisi waktu sehingga tidak diam melamun begitu saja. Kemudian, ketika kita mendengar cuplikan berita biasanya menjadi penasaran, ingin mengorek lebih dalam, ingin mengetahui lebih jauh.
Lalu kita menggunjingkan berita tersebut sehingga terpuaskan rasa penasaran kita. Hanya itu saja manfaat yang diperoleh.
Sementara dilihat dari sisi negatifnya banyak sekali, dan bahkan lebih parah. Menggunjing akan membentuk persepsi. Akan mengisi alam bawah sadar kita untuk membuat gambaran tentang sesuatu.
Misal kita menggunjingkan kepala sekolah yang suka begini dan begitu. Tentu setelah itu kita akan selalu terngiang dan terpersepsikan dalam ingatan bahwa kepala sekolah begini dan begitu.
Begitu bertemu dengan orangnya masih tergambar bayangan sikapnya. Akhirnya kita akan berusaha bersikap sesuai dengan persipsi kita.
Jika ternyata persepsi kita salah, maka sikap kita juga akan salah. Mungkin tidak terlalu tampak dalam perilaku nyata, tapi jika dalam hati kita berkata lain, berarti kita telah terjebak dalam kemunafikan.
Ya, ghibah atau menggunjing akan melahirkan sifat munafik. Karena biasaya orang yang suka menggunjing, hanya berani membicarakan kejelekan orang lain ketika orang yang dibicarakan itu tidak ada dihadapannya.
Sementara jika ia berhadapan langsung dengan orang tersebut, ia akan berkata sebaliknya, dan tidak pernah mengungkit tentang kejelekan yang ia bicarkan dibelakang bersama orang lain. bahkan cenderung memujinya.
Lain halnya jika kita tidak pernah menggunjing. Kita tidak punya gambaran yang buruk tentang seseorang. Sehingga pada saat bertemu kita biasa saja. Pikiran lebih positif. Sikap kita lebih baik. Akhirnya hubungan antar personal juga lebih baik.
Menggunjing juga membat kita kehilangan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Dalam mengisi waktu luang kita bisa saja membaca buku, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan yang belum selesai. Atau jika tidak ada pekerjaan sama sekali kita bisa berjalan, berolahraga, menulis, dan lain sebagainya.
Jika kita mau merenungkan, banyak sekali aktivitas positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Hanya saja kita sering tergoda, jika ada kawan di sebelah, maka menggunjing kadang jauh lebih mengasyikkan.
Memang begitulah godaan syetan. Membuat mata kita memandang indah keburukan, dan memandang buruk sebuah kebaikan. itulah mengapa menggunjing atau Ghibah dalam ajaran Islam dilarang. Dan jika tidak dilawan, kita akan selalu dijerumuskan.
Muhamad Munji, Guru MAN 1 Sragen, Jawa Tengah.
Tidak ada komentar