Setiap hari saya bangun dengan semangat untuk berbagi ilmu dan membentuk akhlak anak-anak didik saya.
Sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI), saya merasa punya tanggung jawab besar untuk tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang akan membentuk mereka menjadi generasi yang lebih baik.
Namun, kenyataan di lapangan sering kali membuat saya merasa berat hati. Anak-anak sekarang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka lebih akrab dengan gadget daripada Al-Qur’an, lebih fasih menyebut nama-nama aplikasi daripada menyebut nama-nama malaikat. Kadang-kadang, ketika saya mengajar, ada saja yang sibuk dengan ponsel di bawah meja, bahkan ketika saya sedang menjelaskan pentingnya menghormati orang tua.
Lebih sulit lagi ketika saya mencoba berdiskusi dengan orang tua. Beberapa dari mereka tampaknya tidak peduli. Ada yang berkata, “Ya, tugas Pak Guru lah mendidik anak-anak saya,” seolah-olah pendidikan hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Padahal, saya hanya bertemu anak-anak ini beberapa jam sehari. Pendidikan sejatinya dimulai dari rumah, dari orang tua.
Lingkungan sekolah pun kadang kurang mendukung. Ada kalanya fasilitas untuk kegiatan keagamaan tidak memadai. Mushola kecil dan sempit, sementara acara keagamaan hanya menjadi formalitas, tanpa dukungan dari manajemen sekolah. Ketika saya mencoba mengadakan kegiatan seperti mentoring atau halaqah, responnya biasa saja, bahkan dianggap hanya “mengisi waktu luang.”
Di tengah semua ini, ada perasaan lelah, kadang kecewa, tetapi selalu ada harapan. Harapan bahwa setiap kata yang saya ucapkan, setiap nilai yang saya ajarkan, akan melekat di hati anak-anak ini. Saya yakin, meskipun sekarang sulit, benih-benih kebaikan yang ditanam pasti akan tumbuh suatu hari nanti, entah kapan.
Saya hanya ingin lingkungan yang lebih mendukung, orang tua yang lebih peduli, dan anak-anak yang lebih terbuka untuk diajak berdiskusi tentang agama dan akhlak. Saya tidak ingin menyerah, karena saya tahu, perjuangan ini adalah bagian dari ibadah saya kepada Allah. Semoga Allah memudahkan langkah saya dan guru-guru lain di luar sana yang menghadapi tantangan serupa.
5 bulan lalu
Subhanallah… Sangat menarik